Brosur


Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras. Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.
Di Inggris dari abad ke-16 hingga abad ke-18, istilah pamphlet digunakan untuk ringkasan risalah yang kontroversial mengenai topik-topik aktual, umumnya berhubungan dengan agama atau politik.

Sumber : http://id.wikipedia.org

Finishing


Finishing adalah proses terakhir sebelum penyerahan ke klien.
Jenis-jenis finishing sbb:
1. Pelapis, pernahkan kita melihat brosur yang mengkilat, atau undangan pernikahan yang berlapis doff, ya itulah yang namanya pelapis. Pelapis sendiri dibedakan menjadi dua,
a. pelapis berbahan plastik (laminasi), pelapis ini menggunakan plastik tipis sebagai bahan dasarnya dan dibagi lagi menjadi tiga yaitu,
a.a laminasi gloss, menghasilkan efek mengkilat pada hasil cetak
a.b laminasi doff, menghasilkan efek doff yang soft pada hasil cetak
a.c laminasi khusus (hologram) bisa menghasilkan efek bintang2, dsb tergantung dari plastik khusus yang dipakai.
b. UV atau vernish adalah pelapis yanng menggunakan bahan utama cairan dan diolah khusus dimesin sehingga menghasilkan efek yang sama seperti pelapis berbahan plastik.
b.a UV gloss
b.b UV doff
c. Penggabungan Laminasi dan UV adalah UV SPOT, biasanya tampak di company profile perusahaan, logonya mengkilat tetapi bagian lainnya doff.
Beda antara laminasi dan uv selain bahan adalah efek yang dihasilkan, laminasi jauh lebih kuat efek mengkilat dan doff nya daripada uv, dan cara sederhana mengetahui cetakan tsb uv / laminasi adalah dengan menyobeknya memakai tangan. Selain itu harga uv jauh lebih dibandingkan laminasi. Oh y FYI satu lg gan, uv doff amat jarang ditemui 
2. Potong Kertas (Paper Cutter)
Mesin Potong Kertas ( POLAR, DQ 201, QZK 130 ) digunakan untuk memotong kertas sesuai ukuran yang dikehendaki pada saat sebelum dan setelah selesai proses produksi cetak.
3. Potong Kertas 3 sisi
Mesin Potong Kertas 3 sisi digunakan untuk memotong kertas yang telah selesai dicetak dan dirangkai menjadi buku sebanyak 3 sisi sekali potongan. Mesin potong kertas seperti ini lebih efisien dalam perhitungan waktu dibandingkan dengan mesin potong biasa.
4. Lem Panas (Gluer Book Binding)
Mesin Lem Panas (book binding machine/binder) digunakan untuk melekatkan cover buku dengan isi buku (halaman) secara otomatis dengan menggunakan lem panas, dimana lem tersebut harus dipanaskan dulu sebelumnya. Lem panas tersebut cepat kering (sekitar kurang lebih 20 detik) sehingga bisa langsung menjadi sebuah buku.
5. Lipat (Folder Machine), digunakan untuk melipat kertas yang telah selesai dicetak, dan terbagi atas 2 tipe:
Mesin Lipat Dua mata (2 kali lipatan), biasa digunakan untuk melipat brosur atau majalah ukuran besar.
Mesin Lipat Empat mata (empat kali lipatan), biasa digunakan untuk buku-buku pelajaran, buku untuk umum, dan sejenisnya.
6. Numerator
Biasanya mesin nomorator ini menjadi satu dengan mesin cetak, dimana alat ini (numbering unit) digunakan untuk menomori cetakan-cetakan yang memerlukan nomer seri/urut, misalnya: Nota/bon/faktur, karcis/tiket, dan sebagainya.
7. Cacah (Perforasi / Perforator)
Mesin Perforator/Perforasi/Cacah digunakan sebagai alat untuk membuat lubang-lubang kecil yang membentuk garis pada hasil cetakan dengan tujuan untuk mempermudah penyobekan. Mesin perforasi ini juga bisa berfungsi sebagai pembolong kertas, selain mesin bor kertas.
8. Pond (Puncher)
Mesin Pond digunakan sebagai alat untuk memotong dan membuat rel berdasarkan motif bentuk yang akan dibuat. Biasanya digunakan pada kartu undangan, kartu ucapan, berbagai macam bentuk dus/kemasan, dan sebagainya.
9. Jahit Kawat dan Benang.
Mesin Jahit Kawat digunakan untuk menjilid (jahit, staples) bagian tengah daripada buku dengan menggunakan kawat atau benang. Misalnya: agenda, buku-buku, dan sebagainya.
10. Mesin Polymas (Hot Stamping / Hotprint)
Mesin Polymas (Hotprint) untuk mentransfer hasil cetak dengan cara dipress dan dipanaskan dengan menggunakan kertas tinta emas foil hotprint berbagai warna. Sebelum dipress, harus dibuatkan pola motif dengan cetakannya berbentuk lempengan dari logam (matres / klise poly embos-hotprint). Contohnya penggunaan efek tulisan emas-perak (mengkilat) pada kartu undangan, kartu nama, sertifikat, ijazah, dan lain-lain. Mesin hotprint ini cocok untuk memulai usaha percetakan undangan.
sumber, thanks to kaskus id: izzom

Digital Printing Outdoor

Digital Printing Outdoor merupakan proses cetak yang dapat mengubah desain dalam format digital menjadi produk cetak yang ditempatkan di luar ruang, sehingga dapat dinikmati oleh siapa saja
Digital printing merupakan teknik cetak yang banyak dipakai saat ini. Digital printing mengubah desain dalam format digital menjadi produk cetak yang bisa dinikmati siapa saja.
Keuntungan Digital Printing dibandingkan teknik cetak analog antara lain:
- Menghasilkan gambar yang lebih rapi
- Pengerjaannya lebih cepat
- Bisa mencetak dalam jumlah minimum
- Pilihan warna jauh lebih bervariasi
- Berkualitas tinggi
Singkatnya, digital printing hampir seperti mencetak gambar ke dalam kertas memakai mesin cetak/printer biasa, namun pada media yang lebih beragam.
Teknik digital printing biasa dipakai untuk media promosi temporer atau sementara. Misalnya saja banner, pamflet, poster, spanduk, reklame, company profile, annual report, buku menu, alat tulis dan sebagainya. Di samping media televisi, media-media digital printing efektif untuk menjangkau masyarakat luas karena mudah dicerna dan bisa dinikmati siapa saja.
Teknik digital printing bergantung sepenuhnya pada file desain. Karena itu ketika ingin mencetak dengan teknik ini diharapkan file desain sudah siap dengan kualitas sebagus mungkin. Minimal file yang akan di cetak mempunyai resolusi tinggi atau hi-res. Jika tidak, ketika dipindahkan ke media cetak, gambar akan pecah atau warnanya menyusut. Digital Printing Outdoor membutuhkan file vector (.cdr, .ai) agar gambar tidak pecah ketika diperbesar, atau file bitmap (.jpg, .jpeg, .png.) dengan resolusi tinggi.

Sablon

         
           Cetak Sablon atau cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasar Nylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak.
Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna.

offset

           
       
        Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak digunakan, di mana citra (image) bertinta di-transfer (atau di- "offset") terlebih dahulu dari plat ke lembaran karet, lalu ke permukaan yang akan dicetak. Ketika dikombinasikan dengan proses litografi, yang berdasarkan pada sifat air dan minyak yang tidak bercampur, maka teknik offset menggunakan sebuah pemuat citra yang rata (planographic) di mana citra yang akan dicetak mengambil tinta dari penggulung tinta (ink rollers), sementara area yang yang tidak dicetak menarik air, menyebabkan area yang tak dicetak bebas tinta.
sumber : http://id.wikipedia.org

Digital Printing Indoor


          Mesin digital printing Indoor merupakan mesin yang mampu menghasilkan hasil cetakan yang prima dan sangat baik untuk di dalam ruangan. Menggunakan teknologi inkjet saat ini dengan Resolusi cetak hingga 4800 dpi, dan ukuran ink droplet terendah hingga 1,4 pl (picolitre).
Mesin Indoor Printing mempunyai beberapa jenis tinta yang digunakan, antara lain: Dye, Pigment, Eco Solvent, dan Latex. Masing- masing tinta mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain.

Dye ink based: Berbahan dasar air, low maintenance, tidak tahan air dan matahari sehingga perlu dilaminasi, hasil cetak lebih baik dibanding tinta berbahan dasar minyak. Bahan yang dapat digunakan antara lain: Kertas HVS, Gloss photo paper, PVC, Inkjet Paper, Canvas, Silk Paper, dll.
Pigment ink based: Berbahan dasar air, daya tahan lebih tinggi dari Dye ink, tidak tahan air dan matahari sehingga perlu dilaminasi, harus digunakan terus menerus, hasil cetak lebih baik dibanding tinta berbahan dasar minyak. Bahan yang dapat digunakan antara lain: Kertas HVS, Gloss photo paper, PVC, Inkjet Paper, Canvas, Silk Paper, dll.
Eco solvent ink based: Barbahan dasar minyak, hasil cetak mirip Dye, bau tidak menyengat (tidak seperti Solvent ink), lebih tahan air dan sinar matahari, harga sedikit lebih mahal dari tinta solvent. Bahan yang dapat digunakan antara lain: Flexy, PVC, Albatros, Sticker vynil, Transparan, Backlit, Frontlit, dll.
Latex ink based: berbahan dasar air dan synthetic polymer yang terbuat dari karet latex alami. Oleh karena itu sudah eco green yang aman dan ramah lingkungan. mesin ini mempunyai kelebihan kualitas gambar yang setara dengan mesin indoor tetapi dari segi ketahanan mampu di tempatkan di luar ruangan. Bahan yang dapat digunakan antara lain: Wallpaper, Sticker, Backlite, PVC, Canvas, Photo Paper, Kulit Sintetis / Kulit Oscar untuk pembuatan tas, jok motor dll.
Copyright © 2013 Berkah Media Sarana